iklan1
PERANAN AL-QURAN DALAM PERKEMBANGAN MANUSIA
Setiap tahun ummat Islam di
seluruh dunia baik di perkotaan maupun di pedesaan pada bulan Ramadhan
melaksanakan peringatan Nuzulul Quran, memperingati atas turunya Al-Quran yang jatuh pada tanggal 17 Ramadhan (bulan Pebruari 601 M) tiga belas tahun sebelum tarich hijriyah dimulai. Hal ini dimaksudkan adalah untuk mendekatkan ummat islam terhadap sumber ajaran pokoknya yaitu Al-Quran.
melaksanakan peringatan Nuzulul Quran, memperingati atas turunya Al-Quran yang jatuh pada tanggal 17 Ramadhan (bulan Pebruari 601 M) tiga belas tahun sebelum tarich hijriyah dimulai. Hal ini dimaksudkan adalah untuk mendekatkan ummat islam terhadap sumber ajaran pokoknya yaitu Al-Quran.
Al-Quran adalah merupakan firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAWmelalui perantaraan Malaikat Jibril dan merupakan ibadah
yang akan mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT bagi yang
membacanya, terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6666 ayat, 77.439 kata, 323.015
huruf, adalah merupakan petunjuk pertama dan utama bagi ummat Islam dalam hidup
dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran yang
artinya : Demikianalah Al-Quran yang tidak ada keraguan padanya dan menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2).
Al-Quran diturunkasn pertama kali
pada bulan Ramadhan pada malam Lailatul Qadar yaitu malam kemuliaan. Dan malam
kemuliaan itulah sebenarnya yang kita peringati saat ini dimana nilainya lebih
baik dari seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan yang melebihi dari umur kebiasaan
seorang anak manusia.
Budaya Membaca
Budaya Membaca
Pada malam Lailatul Qadar inilah
Al-Quran pertama kali turun sekaligus sebagai pelantikan Muhammad sebagai
seorang Nabi dan Rasul. Ayat yang pertama kali turun tersebut adalah Surat
Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5 yaitu : Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah
dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S.
Al-Alaq : 1-5).
Ayat pertama ini mengandung
perintah membaca untuk mencerdaskan diri dengan membaca. Membaca dengan mata,
membaca dengan pikiran, membaca dengan hati. Perintah untuk mencerdaskan diri
melalui iman, ilmu dan amal, harus dimulai dengan membaca. Membaca haruslah
menjadi budaya bagi umat Islam, sebab perintah pertama yang dititahkan Allah
swt kepada Muhammad saw adalah perintah membaca, baik membaca yang tersurat
maupun yang tersirat. Baik membaca Kalam Allah (Ayat Qauliyah), maupun membaca
alam sekitar (Ayat Qauniyah)
Iqra (Bacalah) ! Tetapi apa yang
harus dibaca ? Ma Aqraa ? Tanya Nabi dalam suatu riwayat, Setelah beliau
kepayahan dirangkul dan diperintah membaca oleh Malaikat Jibril. Pertanyaan itu
tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar beliau dan ummatnya membaca apa
saja, selama bacaan tersebut Bismi Rabbika, dalam arti bermanfaat untuk
kemanusiaan.
Suatu hal yang sangat menarik
adalah di dalam ayat ini kata-kata Iqra atau perintah membaca terdapat
pengulangan. Hal ini memberikan isyarat kepada kita bahwa kecakapan membaca
tidak diperoleh kecuali dengan mengulang-ulang bacaan atau membaca hendaknya
dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan, tetapi juga untuk
mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan Bismi rabbika (demi karena Allah)
akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru walaupun yang dibaca adalah
itu-itu juga.
Mengulang-ulang membaca Al-Quran
akan menambah wawasan baru, mensucikan jiwa, menerangkan bathin dan bahkan
menambah pemahaman baru sekalipun yang dibaca adalah itu-itu juga, membaca alam
raya secara berulang-ulang akan mambuka tabir rahasia alam semesta, menambah
perkembangan ilmu pengetahuan dan bahkan menambah kesejahteraan ummat manusia.
Al-Quran yang dibaca oleh
Rasulullah SAW beserta sahabat-sahabatnya pada
masanya dan Al-Quran yang dibaca oleh ummat Islam sesudahnya dan bahkan sampai
dengan saat sekarang ini adalah Al-Quran yang itu-itu juga yang tidak mengalami
perubahan walau satu huruf sekalipun, tetapi pemahaman dan penafsiran orang
terhadap Al-Quran itu mengalami perkembangan yang luar biasa dari zaman
Rasulullah SAW sampai dengan saat ini. Hal ini sama
dengan membaca alam raya yang dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu kala
dengan yang dilakukan oleh orang-orang zaman modern, yang dibaca tetaplah alam
raya yang itu-itu juga, tetapi hasil dari pembacaan itu mengalami perkembangan
yang sangat luar biasa sebagaimana yang kita saksikan pada zaman modern saat
ini.
Bacaan Lahirkan Peradaban Sungguh
perintah membaca adalah merupakan suatu warisan yang paling berharga yang
pernah dan dapat diberikan kepada ummat manusia, sebab perintah membaca dengan
segala aneka ragamnya akan melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta peradaban suatu bangsa. Kita dapat mencatat bahwa suatu
peradabaan yang pernah lahir dan bertahan lama di dunia ini adalah bersumber
dari sebuah kitab (bacaan) yang dibaca oleh ummat manusia. Sebagai contoh
adalah peradaban Yunani dimulai dengan Iliad karya Hemer pada abad ke 9 Sebelum
Masehi dan berakhir dengan hadirnya kitab Perjanjian Baru. Peradaban Eropah
dimulai dengan karya Newton (1641-1727) dan berakhir dengan filsafat Hegel
(1770-1831). Peradaban Islam yang pernah berjaya di dunia selama 800 tahun di
saat peradaban Barat sedang tidur nyenyak dengan apa yang disebut abad
pertengahan atau abad kegelapan, dibangun dengan sebuah bacaan yaitu Al-Quran.
Kita semua yakin dan percaya bahwa Al-Quran tidak akan berakhir atau hilang di
dunia sebab Al-Quran adalah merupakan kitab suci yang dipelihara oleh Allah SWT sesuai dengan firmanNya : Artinya :
Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan kami pula yang memeliharanya
(Q.S. Al-Hijr : 9). Pedaban Islam yang pernah jaya selama 800 tahun di dunia,
akhir-akhir ini mengalami penurunan, bukanlah disebabkan oleh karena Al-Quran
yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman atau bahkan ketinggalan zaman. Akan
tetapi adalah semata-mata disebabkan bahwa ummat Islam tidak mampu
menerjemahkan dan atau menafsirkan Al-Quran sesuai dengan perkembangan zaman
modern.
Para pakar dari semua lapisan
mengakui bahwa Al-Quran adalah merupakan sumber energi luar biasa yang apabila
dapat dimanfaatkan oleh ummat Islam maka akan dapat menghasilkan energi yang
luar biasa yang dapat merubah perdaban ummat manusia saat ini. Al-Quran yang
selalu dibaca ummat Islam tidak pernah mengalami perubahan, tetapi sebaliknya
dunia mengalami perubahan akibat Al-Quran. Zaman Jahiliyah di Jazirah Arab
berubah menjadi dunia baru yang penuh dengan kemajuan, membangkitkan peradaban
baru sampai ke dunia Barat yaitu Spanyol dan ke dunia Timur sampai India dan
Asia Tenggara.
Oleh karena itulah sangat tepat pernyataan yang menyatakan bahwa
sesungguhnya kemajuan yang dicapai oleh Dunia Barat saat ini tidak terlepas
dari andil dunia Islam yang bersumber dari Al-Quran, sebab para pemikir dunia
Barat sebelumnya banyak belajar dari dunia Islam dan bahkan mengangkut
buku-buku yang ada di dunia Islam untuk selanjutnya dipelajari di dunia Barat.
Sikap Baru Terhadap Al-Quran
Yang menjadi persoalan sekarang
bagi kita adalah begitu besar andil yang telah dimainkan oleh Al-Quran dalam
membangun sebuah peradaban modern, namun ummat Islam di seluruh dunia banyak
yang meninggalkan atau bahkan lari dari Al-Quran. Semua kita sepakat bahwa
Al-Quran adalah merupakan pedoman utama yang harus dipelajari, dihayati dan
diamalkan.
Namun dalam kenyataannya sekarang ini Al-Quran dijadikan ummat Islam sesuatu barang antik yang harus disimpan di tempat yang aman agar tidak tersentuh dan dirusak orang lain. Sebagian yang lainnya bahkan menjadikan Al-Quran sebagai azimat yang apabila ditulis di atas kertas dan ditempelkan dalam tubuh manusia maka akan dapat melindungi orang yang bersangkutan. Tidak jarang pula di antara kita yang menjadikan Al-Quran sebagai barang hiasan yang dipajang di sudut-sudut rumah. Dan satu hal lagi yang sangat merisaukan kita adalah Al-Quran hanya dibacakan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Namun dalam kenyataannya sekarang ini Al-Quran dijadikan ummat Islam sesuatu barang antik yang harus disimpan di tempat yang aman agar tidak tersentuh dan dirusak orang lain. Sebagian yang lainnya bahkan menjadikan Al-Quran sebagai azimat yang apabila ditulis di atas kertas dan ditempelkan dalam tubuh manusia maka akan dapat melindungi orang yang bersangkutan. Tidak jarang pula di antara kita yang menjadikan Al-Quran sebagai barang hiasan yang dipajang di sudut-sudut rumah. Dan satu hal lagi yang sangat merisaukan kita adalah Al-Quran hanya dibacakan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Kenyataan tersebut di atas,
seharusnya kita rubah secara radikal dengan menurunkan Al-Quran dari
tempat-tempat yang aman tadi, membuka kembali ayat-ayat Al-Quran yang
terbungkus sebagai azimat, menurunkan Al-Quran dari hiasan-hiasan dinding untuk
selanjutnya dibaca, dipelajari, dihayati dan diamalkan isi kandungannya dalam
hidup dan kehidupan sehari-hari, serta membacakan Al-Quran itu kepada
orang-orang yang masih hidup dan berkeliaran di muka bumi, sehingga mereka itu
mempunyai pegangan yang mantap dalam mengarungi kehidupannya sebagai hamba
Allah dan Khalifah Allah di muka bumi. Dengan demikian maka kejayaan Islam yang
bersumber dari Al-Quran yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi dan selanjutnya membentuk sebuah peradaban modern yang religius
dapat diraih kembali sebagaimana telah diraih oleh para pendahulu kita sesuai
dengan catatan sejarah yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun juga.**
0 Response to "Peranan Al-Quran Dalam Perkembangan Manusia"
Post a Comment