iklan1
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha
Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai denga
n apa yang diharapkan yaitu makalah tentang “macam macam system politik”. Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
n apa yang diharapkan yaitu makalah tentang “macam macam system politik”. Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses
penyusunan tugas makalah ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial
penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan
tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin. Namun
sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu
penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam
lindungan-Nya.
Wassalam, 13 juni 2012
Nisfun nahar
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs
individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar
merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi
sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder.
Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A
dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung.
Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini
termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi
imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah
interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis
yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah
interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang
tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah.
Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor
adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain.
Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. �Simpati adalah interaksi
sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh
tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya
kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial.
Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif �Asosiatif meliputi
akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya
interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll).
Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam
program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi
(Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin,
bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan
nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.
1.2.
Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
pada penulisan makalah ini adalah :
1.
Seperti apakah �tindakan sosial di masyarakat?
2.
Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
3.
Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Mata kuliah Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu
kami tentang pengaruh interaksi sosial bagi masyarakat
1.4. Metode
dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.
1.5. Sistematika
Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah
secara umum yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 2
PERMASALAHAN
Interaksi sosial
A.PENGERTIAN INTERKASI SOSIAL
Beberapa pengertian interaksi social
menurut para ahli:
v
ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan
arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
interaksi ini.
v
BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan
antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
v
KIMBALL YOUNG &
RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial
yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
v
SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses
sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis
mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan
kelompok
v
GILLIN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan
sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok
v
MARYATI & SURYAWATI
INteraksi sosial adalah kontak aau hubungan
timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau
antar individu dan kelompok.
v
MURDIYATMOKO &
HANDAYANI
Interaksi sosial adalh
hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi
yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial.
Jadi,
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial
menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas
dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang
dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.
Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan
terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative
process
Interaksi sosial dapat
terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran
dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri
Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang
individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di
sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan
wacana.
Interaksi sosial
memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi
waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim,
jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang
Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat
adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan
yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas.
Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi.
Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial adalah
suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,
antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa
Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan
timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan
individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan
kelompok
Macam -
Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1. Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
Kata “kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis terhadap si pemberi cokelat.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis terhadap si pemberi cokelat.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting
dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
1. Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
3. Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
1. Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
3. Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
CIRI CIRI INTERAKSI
SOSIAL
-jumlah
pelakunya dua orang atau lebih
-adanya
komunikasi antar pelaku dengan menggunaka symbol atau lambing
-adanya
suatu dimensi waktu
-adanya
tujuan yang hendak dicapai dari hasil interaksi tersebut.
2.PENGERTIAN DINAMIKA
SOSIAL
pengertian
Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan
perubahan dari seluruh kompenen masyarakat dari waktu ke waktu. Keterkaitannya
dengan interaksi adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak
keseluruhan antara kompenen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan – perubahan
dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif.
Sebab-sebab terjadinya dinamika social
a. Berubahnya
struktur kelompok social
b. Pergantian
anggota kelompok
c. Perubahan
situasi social dan ekonomi
Unsur
yang berkembang dan berubah dalam dinamika social
a. Struktur
social
Klasifikasi
struktur social
Struktur
kaku dan luwes
Struktur kaku, struktur yang tudak
mungkin diubah atau sangat sulit diubah
Struktur luwes, struktur yang pola
susunannya memungkinkan untuk diubah Struktur formal
Struktur formal, struktur yang diakui
pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku
Struktur informal, struktur yang nyata
atau benar-benar ada tetapi tidak berketetapan hukum
Struktur
homogeny dan heterogen
Struktur homogeny, struktur social
yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar
Struktur heterogen, struktur yang
unsur-unsurnya mempunyai kedudukan berbeda-beda dan kesempatan setiap unsurnya
pun berbeda
Struktur
mekanis dan statistik
Struktur mekanis, struktur yang
menuntut posisiyang tetap sama dari anggota-anggotanya agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik
Struktur statistik, struktur yang
dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi
Struktur
atas dan bawah
Struktur atas atau suprastruktur,
struktur yang diduduki oleh segolongan orang yang memegang kekuasaan
Struktur bawah atau infrastruktur,
struktur bagi golongan kelas bawah yang mempunyai taraf kehidupan relative
rendah
b. Nilai-nilai
social-budaya, yang terdiri dari ajaran agama, ideology dan kaidah-kaidah moral
serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat, yang kesemuaannya
mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat
c. Organ-organ
masyarakat, seluruh komponen masyaraka
3.HUBUNGAN
INTERAKSI SOSIAL DENGAN DINAMIKA SOSIAL
interaksi sosial merupakan
bagian terkecil dari proses perubahan yang ada didalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan implementasi dari pemenuhankebutuhan warga masyarakat, baik secara
individual maupun secara kolektif denganberpedoman pada sistem budaya yang ada,
termasuk nilai-nilai, norma, dan pranata sosial. Melalui proses interaksi sosial
inilah, masyarakat akan bergerak
secara dinamis,baik yang bersifat progresif maupun yang bersifat
regresif hingga mewujudkan suatudinamika sosial maupun dinamika budaya
B.FAKTOR –FAKTOR YANG MENDORONG INTERAKSI SOSISAL
1.faktor
internal
a.adanya
dorongan untuk meneruskan hidup
b.dorongan
untuk memenuhi kebutuhan.
c.dorongan
untuk melakukan komunikasi
d.dorongan
untuk mempertahankan hidup
2.faktor
eksternal
A. Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
Namun demikian, dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah berjalan dengan sendirinya. Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan sikap menjunjung tinggi apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr. A.M.J. Chorus, ada syarat yang harus dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu adanya minat atau perhatian terhadap obyek atau subyek yang akan ditiru, serta adanya sikap menghargai, mengagumi, dan memahami sesuatu yang akan ditiru. Contoh imitasi terdapat pada kegiatan seorang anak melihat ayahnya menyetir mobil. Tanpa diajari, anak itu berlari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan seolah-olah tengah menyetir mobil.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang anak akan meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Namun demikian, imitasi juga dapat mengakibatkan sesuatu yang negatif jika tindakan yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar meniru temannya yang membolos sekolah.
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
Namun demikian, dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah berjalan dengan sendirinya. Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan sikap menjunjung tinggi apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr. A.M.J. Chorus, ada syarat yang harus dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu adanya minat atau perhatian terhadap obyek atau subyek yang akan ditiru, serta adanya sikap menghargai, mengagumi, dan memahami sesuatu yang akan ditiru. Contoh imitasi terdapat pada kegiatan seorang anak melihat ayahnya menyetir mobil. Tanpa diajari, anak itu berlari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan seolah-olah tengah menyetir mobil.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang anak akan meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Namun demikian, imitasi juga dapat mengakibatkan sesuatu yang negatif jika tindakan yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar meniru temannya yang membolos sekolah.
B. Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya, sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional. Segala anjuran atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1. Orang yang berwibawa, karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orangtua, cendekiawan, atau ulama.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti, misalnya pejabat negara atau direktur perusahaan.
3. Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu rapat OSIS, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tetapi karena semua teman-temannya setuju, maka ia pun mengubah pendapatnya.
4. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang menggambarkan suatu produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik dapat menggiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, tapi karena beberapa faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan orang mengkritisi sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain. Daya kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus sedang dalam keadaan emosional. Misalnya, orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.
2. Kemampuan berpikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang sedang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan. Jika dalam suasana yang demikian ada pandangan, saran, atau pendapat-pendapat orang, ia akan dengan mudah menerimanya tanpa pikir panjang.
3. Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah sehingga orang yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut. Misalnya, pada kasus iklan deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi, karena kita melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang kebenarannya, kita pun membelinya. Pada kasus tersebut, sugesti berfungsi untuk lebih meyakinkan pendapat yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya, sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional. Segala anjuran atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1. Orang yang berwibawa, karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orangtua, cendekiawan, atau ulama.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti, misalnya pejabat negara atau direktur perusahaan.
3. Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu rapat OSIS, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tetapi karena semua teman-temannya setuju, maka ia pun mengubah pendapatnya.
4. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang menggambarkan suatu produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik dapat menggiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, tapi karena beberapa faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan orang mengkritisi sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain. Daya kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus sedang dalam keadaan emosional. Misalnya, orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.
2. Kemampuan berpikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang sedang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan. Jika dalam suasana yang demikian ada pandangan, saran, atau pendapat-pendapat orang, ia akan dengan mudah menerimanya tanpa pikir panjang.
3. Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah sehingga orang yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut. Misalnya, pada kasus iklan deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi, karena kita melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang kebenarannya, kita pun membelinya. Pada kasus tersebut, sugesti berfungsi untuk lebih meyakinkan pendapat yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
C. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
D. Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contoh, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
E. Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja menjenguk keluarganya yang mengalami kecelakaan. Orang tersebut kemudian jatuh sakit karena selalu membayangkan dan memikirkan kejadian yang menimpa keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati) merupakan faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati, dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat jika dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut, cenderung berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis.
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contoh, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
E. Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja menjenguk keluarganya yang mengalami kecelakaan. Orang tersebut kemudian jatuh sakit karena selalu membayangkan dan memikirkan kejadian yang menimpa keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati) merupakan faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati, dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat jika dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut, cenderung berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis.
3.macam
kerjasama dalam suatu proses social
1. Proses asosiatif
Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat
meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu.
1. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau ujian. Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai berikut.
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau ujian. Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai berikut.
1) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.
2.Akomodasi
(Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada
suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan,
adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian
yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya
saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia
sebagai akibat perbedaan paham
2.
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
atau secara temporer
1.
Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang
hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan,
seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
2.
mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi:
1.
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
2.
Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
3.
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.
Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
6.
Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
7.
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
3.
Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia
ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental
dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan
intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari
kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri
Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu
proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut
ini: Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain,
dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak
mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial
tersebut bersifat langsung dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan
tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan
tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering
dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi
adalah :
Toleransi
kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation) adanya musuh
bersama dari luar
Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi:
Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan
itu seringkali menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu
kebudayaan yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok
tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-Group-Feeling yang
kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group
Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain
apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut
terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat
istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
2.
Proses Disosiatif
Proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang
persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat,
walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan
seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola
oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle
for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi
proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1.
Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat
perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik
perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat
Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini
dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan
besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan
dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang
keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang
maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau
kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal
ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur
kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa
fungsi :
Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai
yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh
mereka yang bersaing.
Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan
sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta
peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (fungsional)
2.
Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan
seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana seperti
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan
pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis,
mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan
kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada
zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri
dalam keluarga.
3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas
dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka
di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
1.
Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
2..
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity
struggle)
3.
Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan
misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola
perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam
perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
1. Perbedaan antara individu.
2. Perbedaan kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan.
perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan
merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari
betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena
adanya perbedaan kepentingan
4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara
golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang
berdaulat
5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan
perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
1.
Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu
kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya
persatuan kelompok tersebut.
2. Perubahan kepribadian para individu.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
C. Status dan Peranan Individu dalam Interaksi Sosial Status seseorang menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.
1. Status (kedudukan)
Adalah
posisi seseorang dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan dengan
keberadaan orang lain di sekitarnya. Seseorang dapat mempunyai beberapa status
karena ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Menurut
Ralph Linton, ada tiga macam status, yaitu:
v Ascribed
Status
Status
yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran. Status ini bersifat tertutup,
yaitu hanya pada orang tertentu saja.
v Achieved
Status
Status
ini diperoleh melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri. Jadi, status ini
terbuka bagi setiap orang. Semua orang dapat mencapainya, asalkan memenuhi
syarat tertentu.
v Ascribed
Status
Status
ini merupakan pemberian dari orang lain. Status ini umumnya diberikan kepada
orang yang berjasa memperjuangkan sesuatu bagi masyarakat.
2. Peran sosial
Peran
adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban dan meminta haknya sesuai dengan
status yang disandangnya, maka ia telah melaksanakan perannya. Status dan peran
tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan sebaliknya.
a.konflik
perang
konflik
perang terjadi apabilaseseorang dengan kedudukan tertentu harus melaksanakan
peran yang sesungguhnya yang tidak dia harapkan.
Contoh:polisi
harus menangkap perampok yang sebenarnya keponakannya sendiri
b.ketegangan
ketegangan
terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran social yang
dimilikinya karena adanya ketidak sesuaian antara kewajiban
c.kegagalan
peran
kegagalan
peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran
sekaligus karena tuntunan yang berlawanan
d.kesenjangan
peran
terjadi
apabila karena seseorang harus menjalankan peran yang tidak menjadi prioritas
hidupnya,sehingga merasa tertekan menjalankan peran tersebut
Pengertian Tindakan
Sosial
Tindakan atau aksi berarti pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan.
Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan
secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai
makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi, tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max
Weber (1864-1920) seorang ahli sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai
dari tindakan individu atau perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang
diorientasikan pada hasil tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara
subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan
memiliki maksud atau makna tertentu.
Jadi tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila
tindakan tersebut dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai
dari tindakan indiidu-individu memiliki keunikan atau ciri tersendiri.
Ciri-cici Tindakan
Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar
hubungan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi,
yaitu:
1.
Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif,
hal ini meliputi tindakan nyata.
2.
Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat
subyektif.
3.
Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka
tindakan tersebut akan diulang.
4.
Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.
Faktor Pendorong
Melakukan Tindakan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa
manusia lain, sbab secara biologis manusia adalah makhluk yang palin lemah.
Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok,
yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan
alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan
akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan
kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan alam yang
tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan, manusia
menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia lain yang kemudian
disebut masyarakat.
Bentuk-bentuk Tindakan
Sosial
Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun
makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan
tindakan batiniah, sbagai berikut
1.
Tindakan lahiriah
adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan
cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
2.
Tindaka batiniah
adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang
dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh
banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa
pola tindakan bathiniah yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
1.
prasangka (prejudice),
adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di
tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.
sikap sosial (social
attitude),
adalah suatu bentuk pola
perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai
arti sosial.
3.
pendapat umum (publik
opinion),
adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan
dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.propagan, adalah suatu makanisme
kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau
untuk menerima pola fikiran tertentu
BAB 3 PENUTUPAN
Kesimpulan
Arti Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak..
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
�.Imitasi : tindakan sosial meniru sikap,tindakan,tingkah laku
atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
bSugesti : pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak
kepada pihak lain.
cIdentifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi sosial antara lain
cIdentifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi sosial antara lain
kontak :kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya
bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh.jadi secara harfiah kontak
berarti saling menyentuh. Wujud kontak sosial dibedakan menjadi tiga antara
lain
� kontak antarindividu contoh kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
� kontak antarindividu contoh kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
b kontak antar kelompok contoh kontak antara dua perusahaan
dalam hubungan bisnis.
cKontak antara individu dan suatu kelompok contoh kontak antara
seorang calon anggota dan para anggota organisasiyang akan dimasukinya.
Kontak sosial langsung dan tidak langsung anatar lain kontak
primer yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung.
kontak sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak
ketigasebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik.
B.Bentuk-bentuk Interaksi sosial (association processes)
A.kerja sama :suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok uintuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerjasama antara lain kerja sama spontan yaitu kerjasama
yang terjadi secara serta-merta. kerja sama langsung yaitu kerja sama sebagai
hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha teerhadap rakyatnya.
Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
B.Akomodasi
proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk akomodasi antara lain
koersi : suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
kompromi : suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk akomodasi antara lain
koersi : suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
kompromi : suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
C.Asimilasi
dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela,yang
umum pada dimulai dari penggunaan bahasa. Syarat asimilasi antara lain
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
Faktor pendorong asimilasi antara lain
Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan
yang dibawanya.
Faktor penghalang asimilasi antara lain kelompok yang terisolasi
atau tersaing (biasanya kelompok minoritas). kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan baru yang dihadapi.
D.Akulturasi
proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing
menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian
kebudayaan asing.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly
Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung :
Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan
Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk.
(2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang
Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Google.co.id
Kata pengantar ..........................................................................................................................
Daftar isi……………………………………………………………………………......
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.Latar belakang………………………………………………………………….
BAB II PERMASALAHAN........................................................................................... 2
A.pengertian interaksi social
B.faktor-faktor yang mendorong
interaksi social
C. Status dan Peranan Individu
dalam Interaksi Sosial Status
seseorang
BAB III
PENUTUPAN.................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
terimakasih
ReplyDeletelengkap sekali infonya makasih
ReplyDeletexl roaming jepang