Hubungan Antara Ilmu Hubungan Internasional dan Analisis Kebijakan Luar Negeri

iklan1
Hubungan Antara Ilmu Hubungan Internasional dan Analisis Kebijakan Luar Negeri
            Dalam perkembangannya, Ilmu Hubungan Internasional
semakin giat mengkaji permasalahan-permasalahan antar-negara termasuk di dalamnya adalah permasalahan terkait kebijakan luar negeri. Kebijakan luar negeri menjadi permasalahan yang tidak dapat secara mutlak dipisahkan dari Ilmu Hubungan Internasional karena mencakup hubungan antar-negara serta sistem internasional yang ada di dalamnya. Studi tentang analisis kebijakan luar negeri merupakan bagian dari Ilmu Hubungan Internasional sebelum akhirnya terpisah menjadi cabang studi tersendiri pada tahun 1950. Terpisahnya kajian mengenai studi Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Ilmu Hubungan Internasional memperjelas adanya dua fokus berbeda pada Ilmu Hubungan Internasional, yaitu studi mengenasi analisis kebijakan luar negeri dan studi yang mengkaji teori-teori dalam hubungan internasional. Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri dipisahkan dari Ilmu Hubungan Internasional dengan melihat pada fokus kajiannya tentang alasan-alasan munculnya kebijakan luar negeri suatu negara dengan pemahaman yang lebih mendalam, seperti adanya level of analysis. Studi ini mengkaji hubungan antar-negara dalam konsep mikro, sedangkan Ilmu Hubungan Internasional menekankan pada hubungan antar-negara dalam suatu sistem internasional secara keseluruhan. Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri mempelajari lebih dalam tentang apa yang dibawa dalam hubungan antar-negara tersebut, yaitu kepentingan yang dituangkan dalam kebijakan internasional (Wicaksana, 2009: 2).
            Pemisahan Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri dari Ilmu Hubungan Internasional bukan berarti bahwa keduanya tidak memiliki korelasi. Titik temu antara keduanya dapat dilihat dari hubungannya yang melewati batas negara dan juga perspektif-perspektif dalam Ilmu Hubungan Internasional yang dapat diterapkan ke dalam Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri. Sebagaimana diketahui, ada beberapa perspektif dasar dalam Ilmu Hubungan Internasional seperti perspektif realisme, liberalisme, dan juga konstruktivisme. Perspektif ini diterapkan juga dalam Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri, dalam realisme yang menganggap sistem internasional bersifat anarkis kemudian menjadikan kebijakan luar negeri sebagai sebuah acuan dalam menjalankan hubungan internasional dengan negara lain. Perspektif realisme menganggap kebijakan luar negeri suatu negara harus mengedepankan power negara tersebut. Sehingga kebijakan luar negeri akan banyak dipengaruhi oleh tatanan internasional dan kepentingan untuk mendapatkan power bagi negaranya (Alden, 2011: 11). Perspektif ini tentu berbeda dengan perspektif liberalisme yang menganggap perdamaian lebih penting dari power, sehingga kebijakan luar negeri diciptakan dengan mengacu pada hubungan yang tetap melahirkan perdamaian antar-negara. Salah satu cara yang dapat dilakukan menurut perspektif liberalisme adalah dengan menjalin kerjasama antar-negara (Doyle, 2012: 76). Hal ini terjadi karena perspektif liberalisme tidak menjadikan sistem internasional sebagai sebuah sistem yang bersifat anarkis.
            Perspektif selanjutnya yang juga diambil dari pespektif Ilmu Hubungan Internasional adalah konstruktivisme, yang menitikberatkan pada adanya titik tengah di antara dua kebijakan nasional yang berbeda-beda. Kebijakan luar negeri menurut perspektif ini juga tidak dapat dipisahkan dari identitas nasional negara yang terbentuk dari konstruksi sosial masyarakat negaranya. Kemudian identitas nasional tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kepentingan nasional yang berpengaruh dalam pembuatan kebijakan luar negeri. Karena kebijakan luar negeri merupakan kepanjangan tangan dari kebijakan nasional dan juga dilakukan dengan tanpa bertentangan dengan kebijakan nasional yang ada di negaranya (Wicaksana, 2009: 9). Wicaksana (2009: 4) kemudian menambahkan bahwa tidak semua perspektif dalam Ilmu Hubungan Interasional sesuai dengan Analisis Kebijakan Luar Negeri, salah satu contohnya adalah perspektif neo-realisme. Perspektif ini memiliki banyak pertentangan dengan Analisis Kebijakna Luar Negeri. Neo-realisme menilai bahwa kebijakan luar negeri dilakukan dengan dasar kalkulasi self-interest dan bukan dengan melihat situasi eksternal. Neo-realisme menganggap power sebagai hal paling penting dalam kebijakan luar negeri, bukan informasi (Wicaksana, 2009:4).
            Dalam Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri, perspektif bukanlah satu-satunya hal yang penting untuk dikaji. Studi ini juga memiliki substansi penting lainnya yang disebut dengan Level of Analysis (LoA). Level analisis kemudian dijabarkan oleh Singer (1961: 77) sebagai suatu cara untuk mempertemukan politik luar negeri dengan kebijakan luar negeri dengan menyusun analisa terhadap fenomena-fenomena terkait. Penyusunan tersebut harus memenuhi tiga syarat utama, yaitu adanya deskripsi dan keterkaitan yang jelas dan akurat terkait fenomena yang dipilih, hubungan antar-fenomena tersebut harus dapat dijabarkan, dan yang terakhir adalah harus adanya suatu prediksi yang mendekati (Singer, 1961: 78). Level analisis juga dapat dibedakan menjadi dua level kategori dengan melihat latar belakang terciptanya sebuah kebijakan luar negeri. Level analisis yang pertama adalah level sistem internasional, yaitu menganalisa kebijakan luar negeri dengan melihat sistem internasional secara keseluruhan dan juga pola interaksi yang mempengaruhinya (Singer, 1961: 80). Level analisis yang kedua adalah level nasional, yaitu analisis yang memfokuskan pada analisanya pada faktor internal negara dalam perumusan kebijakan luar negeri negaranya, seperti kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, dan sebagainya (Singer, 1961: 82).
            Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Studi Analisis Kebijakan Luar Negara merupaka studi yang terpisah dari Ilmu Hubungan Internasional sejak tahun 1950. Namun demikian keduanya masih memiliki korelasi karena saling membahas tentang hubungan antar-negara. Beberapa perspektif yang ada dalam Ilmu Hubungan Internasional juga terbukti mampu diterapkan dalam menjelaskan konsep-konsep perumusan kebijakan luar negeri yang ada. Perspektif tersebut adalah perspektif realisme, liberalisme, dan juga konstruktivisme. Sedangkan perspektif yang dianggap tidak sesuai dengan Studi Analisis Kebijakan Luar Negeri adalah perspektif neo-realisme. Dalam meakukan analisis, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu deskripsi fenomena, penjabaran, dan juga prediksi. Studi Analisis Kebijakna Luar Negeri juga membagi analisis ke dalam dua level analisis, yaitu analisis sistem internasional dan analisis nasional. Level analisis sistem internasional melihat perumusan kebijakan luar negeri dari sistem interaksi secara keseluruhan, sedangkan analisis nasional menitikberatkan pengamatan pada alasan-alasan yang bersifat nasional atau berasal dari dalam negara itu sendiri.

0 Response to "Hubungan Antara Ilmu Hubungan Internasional dan Analisis Kebijakan Luar Negeri"

Post a Comment