Budaya dan Identitas Nasional dalam Analisis Kebijakan Luar Negeri

iklan1
Budaya dan Identitas Nasional dalam Analisis Kebijakan Luar Negeri
Dalam melakukan analisis terhdap kebijakan luar negeri, ada banyak hal yang
perlu diperhatikan setelah analisis terhadap individu dan kelompok, yaitu analisis terhadap budaya dan juga identitas negara tersebut. Analisis pada tingkat ini tidak kalah penting karena budaya dan identitas nasional merupakan hal yang melekat pada sebuah negara beserta warga negaranya. Faktor budaya menjadi faktor yang dapat membantu menemukan solusi dalam analisis kebijakan luar negeri ketika analisis pada tingkat individu ataupun kelompok dinilai kurang memberi solusi. Dalam melakukan analisis terhadap budaya dan identitas nasional perlu diawalai dengan mengetahui asumsi dasar dari analisis pada tingkat ini. Asumsi dasar dari sebuah identitas nasional tidak dapat dipisahkan dari budaya suatu negara, yaitu bahwa identitas nasional merefleksikan aspirsai dari national self-esteem.Dalam membuat sebuah kebijakan, pembuat kebijakan harus memperhatikan kepentingan negara yang mencakup kondisi geografis, perkembangan ekonomi, dan juga tujuan politik negara. Level analisis pada tingkat budaya dan identitas nasional tidak terlepas dari nilai dan norma yang harus dipatuhi dalam membuat suatu kebijakan (Clunan, 2009: 11). Identitas nasional juga berperan dalam mempengaruhi pola pikir decision maker yang cenderung akan melihat pada sejarah.
Identitas nasional sendiri dapat diartikan sebagai hasil dari perdebatan para elit politik tentang status internasional yang pantas diemban oleh negaranya yang tidak terlepas dari kepentingan politik dengan tetap melihat keadaan domestik negaranya dan juga sejarah yang ada. Identitas nasional tercipta dengan tetap membawa nilai-nilai historis dan keadaan saat ini untuk memperoleh status internasional. Pembentukan dari identitas nasional pada mulanya diawali dengan adanya self esteem dari masing-masing individu. Self esteem kemudian membentuk sebuah kelompok identitas sosial dengan berbagai pengaruh eksternal. Identitas sosial tersebut akan terpenuhi ketika anggota dari kelompok tersebut telah merasa menjadi suatu bagian dari identitas tersebut, yang kemudian disebut sebagai kategori sosial, seperti halnya nasionalitas. Kategori sosial direpresentasikan melalui pikiran anggota identitas sosial tersebut yang mengindikasikan bagaimana mereka harus bertindak sesuai dengan kaidah identitas sosial yang telah tercipta. Begitu juga identitas nasional, tercipta sebagai hasil dari self esteem dalam sebuah kelompok (Clunan, 2009: 20-5). Keberadaan budaya juga tidak terlepas dari identitas nasional sebuah negara. Budaya berperan sebagai sebuah pola yang secara terus-menerus dilakukan oleh individu dalam mengahadapi suatu inovasi hingga kemudian menjadi sebuah pola yang mengatur kebutuhan individu. Dari budaya inilah kemudian dapat ditentukan kepentingan nasional sebuah negara hingga membentuk kebijakan-kebijakan nasional ataupun internasional sebuah negara. Budaya nasional juga menjadi role conception dalam melakukan interaksi dengan negara lain. Selain itu, budaya juga merupakan sesuatu yan bersifat evaluatif, yaitu dapat berubah sesuai dengan keadaan yang ada (Hudson, 1999: 770). Proses dari budaya hingga menjadi kepentingan nasional ini memerlukan peran human agent yang terdiri dari para elit politik. Human agent ini berperan sebagai penentu kenapa sebuah budaya layak untuk dijadikan sebagai kepentingan nasional negara yang kemudian menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan luar negeri (Clunan, 2009: 20).
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan analisis pada tingkat budaya dan identitas nasional. Holsti (1970: 256) menjelaskan empat aturan yang menuntun agar data yang dijadikan sebagai kebijakan bersifat reliable dan comparable. Yang pertama bahwa hanya pernyataan dari policy maker tertinggi yang akan digunakan, kecuali bagi duta besar yang merepresentasikan sebuah negara di negara lain. Yang kedua bahwa data tersebut mewakilinational role conception. Yang ketiga dan keempat menyatakan tentang keharusan bahwa data yang diperoleh harus relevan jika digunakan sebagai sebuah kebijakan. Data tersebut juga tidak boleh menyangkut sebuah isu yang spesifik yang kemudian menyatakan keterpihakan (Holsti, 19970: 258). Meskipun melakukan analisis tingkat budaya dan identitas nasional tergolong sulit, namun pernyataan Holsti menunjukkan bahwa analisis pada tingkat budaya dan identitas nasional dapat dilakukan dengan mengacu pada empat aturan tersebut. Clunan (2009: 21) kemudian menjelaskan beberapa kelebihan dari analisis pada tingkat ini, yang pertama adalah memberikan logika alternatif, yaitu logika yang berfokus pada konsekuensi sosial atas kebijakan yang dilahirkan. Yang kedua, analisis pada tingkat ini menjadikan kejadian dari masalalu untuk titik balik di masa sekarang. Dan yang ketiga bahwa analisis pada tingkat ini sekaligus menjadi jembatan atas legitimasi historis terhadap kondisi saat ini. Sedangkan kelemahan dari analisis ini dapat dilihat bahwa tidak jarang konflik terjadi antar-negara yang memiliki latar belakang budaya yang sama. Kebijakan yang didasarkan pada budaya atau identitas nasional cenderung akan melahirkan kebijakan yang bertubrukan dengan negara lain yang memiliki budaya mirip atau bahkan sama dengan negaranya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya dan identitas nasional menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam kebijakan luar negeri sebuah negara. hal ini dikarenakan identitas nasional sendiri tidak dapat dilepaskan dengan budaya yang melekat pada masing-masing individu dalam sebuah negara. budaya tersebut juga mengkonstruksi kebutuhan masing-masing individu yang kemudian melahirkan kepentingan nasional. Kepentingan nasional sebuah negara adalah acuan penting dalam menentukan arah kebijakan luar negeri. Sehingga budaya, identitas nasional, dan juga kebijakan nasional menjadi kesatuan yang saling berhubungan. Analisis pada tingkat ini diperlukan untuk lebih memahami bagaimana kebijakan suatu negara dapat terbentuk. Di sisi lain, budaya dan identitas nasional memberi pengarh yang kuat pada pola pikir decision maker. Dengan demikian, secara langsung ataupun tidak langsung budaya dan identitas nasional turur berpengaruh dalam pembuatan kebijakan luar negeri. Analisis pada tingkat ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah dengan menyediakan logika alternatif. Sedangkan kelemahannya adalah memungkinkan adanya konflik atas budaya yang berbeda dalam sebuah negara ataupun budaya yang sama antar-negara.

0 Response to "Budaya dan Identitas Nasional dalam Analisis Kebijakan Luar Negeri"

Post a Comment