iklan1
Alhamdullillahhirobilalamin,
segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT� atas segalah rahmat dan hidayahnya
tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini,� sholawat serta salam kita panjatkan kepada
junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluargany
a, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
a, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada
para pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………….. i
Rumusan masalah……………………………………………………………… ii
Tujuan……………………………………………………………………………..ii
Metode dan Prosedur…………………………………………………………….iii
Sistematika Penulisan……………………………………………………….....iv
BAB II PEMBAHASAN
Interaksi Sosial………………………………………………………………........1
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial……………………………………………......8
Bentuk-Bentuk persaingan..........................................................................15
Tindakan Sosial………………………………………………………………......19
Bentuk-bentuk tindakan
sosial.....................................................................20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………….......21
Daftar
pustaka………………………………………………………………….......24
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi.
Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok
vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak
Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat
berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila
tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh
Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B
dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak
langsung.
Faktor yang mendasari
terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi,
indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari
oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab
sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh
adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien,
guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena
iklan.
Indentifikasi adalah
interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan
(menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain
sepakbola idolanya. �Simpati adalah
interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang
lain.
Empati adalah
interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana
alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat
asosiatif dan disasosiatif �Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi,
kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama,
rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan
nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi
konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik,
penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya
karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan
cara membentak.
1.2. Rumusan masalah
Berpijak dari latar
belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini
adalah :
1.
Seperti apakah �tindakan sosial di masyarakat?
2.
Apa yang dimaksud
dengan interaksi sosial?
3.
Bagaimana bentuk-bentuk
interksi sosial?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat Ruang Dan
Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi
sosial bagi masyarakat
1.4. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan
penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari
berbagai buku dan browsing di internet.
1.5. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun
dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Pengertian Interaksi.
Interaksi Sosial
Beberapa pengertian interaksi social menurut para ahli:
v ASTRID.
S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan
arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
interaksi ini.
v BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan
antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
v KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial
yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
v SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses
sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis
mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan
kelompok
v GILLIN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan
sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok
v MARYATI & SURYAWATI
INteraksi sosial adalah kontak aau hubungan
timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok
atau antar individu dan kelompok.
v MURDIYATMOKO & HANDAYANI
Interaksi
sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial.
Jadi,
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial
menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas
dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang
dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.
Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan
terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative
process
Interaksi sosial dapat
terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran
dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri
Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang
individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di
sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan
wacana.
Interaksi sosial
memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi
waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim,
jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang
Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat
adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan
yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi
situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi
situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial adalah
suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,
antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa
Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan
timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan
individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan
kelompok
Interaksi sosial dapat
diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol
diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi
sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian
makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,
perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan
orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process
Interaksi sosial dapat
terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran
dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri
Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang
individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di
sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan
wacana.
Interaksi sosial
memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi
waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim,
jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang
Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat
adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan
yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas.
Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi.
Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi Sosial
adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan
individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,
antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa
Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi ,
berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian� interaksi adalah hubungan timbale balik
(social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu,
antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan
bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut
hubungan antarandividu , individu dan kelompok� antau antar kelompok.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa
disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
jumlah pelakunya dua
orang atau lebih
2.
adanya komunikasi
antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3.
adanya suatu demensi
waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
4.
adanya tujuan yang
hendak dicapai.
Syarat terjadinya
interaksi adalah :
1.
Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam
bahasa inggrisnya �contack�, dari bahasa lain �con� atau �cum� yang artinya bersama-sama� dan �tangere� yang artinya
menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak
selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan
kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb.
Kontak social memiliki
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Kontak social bisa
bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama
berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti
negative.
2.
Kontak social dapat
bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi� apa bila peserta interaksi� bertemu muka secara langsung. Misanya kontak
antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi
berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok
dalam komunikasi yaitu
1.
Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan
atau pemikiran pada pihak lain.
2.
Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
informasi.
3.
Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4.
Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
1.
Efek/feed back yaitu
tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah
mendapat pesan dari komunikator.
Ada tiga tahapan
penting dalam komunikasi:
1.
Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus
memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh
komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
2.
Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan
dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan
dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
3.
Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat
serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Interaksi sosial
terbentuk oleh factor � factor berikut ini :
1.
Tindakan Sosial
2.
Kontak SosiaL
3.
Komunikasi Sosial
Bentuk Tindakan Sosial
1Tindakan Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial
misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam
� diam . Menurut MAX
WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu � individu lainnya
dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1.
Tindakan Rasional Instrumental :
Tindakan yang
dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan.
Contoh
: Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
1.
Tindakan Rasional Berorientasi nilai :
Tindakan � Tindakan yang berkaitan dengan nilai � nilai dasar dalam masyarakat.
Contoh
: Tindakan �Tindakan yang bersifat
Religio � magis .
1.
Tindakan Tradisional ;
Tindakan� yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional.
Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang
dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
1.
Tindakan Ofektif :
Tindakan � Tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan
perasaan emosi
Tidak semua tindakan
manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang
sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX WEBER,
tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat Dalam kehidupan
sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
Kontak Sosial yang
dilakukan menurut cara pihak � pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam
yaitu :
Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya
kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga .
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Ada 2 macam kontak
sosial .
1. Kontak Primer
2. Kontak Sekunder
Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi
disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan . Tidak
selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila
proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan
yang disampaikan tidak jelas , berbelit � belit , bahkan mungkin sama sekali tidak dapat dipahami .
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana
terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau
kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai
suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana
pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan
kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang
berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan,
kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di
mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi
sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan
pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan
proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan
interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk
mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting),
meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan
(bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari
(avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi
lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan
ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan
fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam
pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut
dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut
dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi
sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut
audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan
team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut
dengan outsider.
Erving Goffman juga
menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu
dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk
individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression
given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan
yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh
kesan dalam interaksi.
Bentuk � Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya
lembaga, kelompok dan organisasi sosial .
1. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah
pelakunya .
A. Interaksi antara individu dan individu.
Individu yang satu
memberikan pengaruh, rangsangan\Stimulus kepada individu lainnya. Wujud
interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur,
bercakap-cakap mungkin bertengkar.
B. Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi
antara individu dengan kelompok: Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato
didepan orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu
berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi
seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh
: Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .
3. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses
Terjadinya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan
atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu
penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum
tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari
interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak
perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai
dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi
pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin
mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
1.
Proses-proses
yang Asosiatif
1.
Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau
beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang
dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus
ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan
diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan
bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana
dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang
merupakanout-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal
yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley �kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
penting dalam kerjasama yang berguna
Dalam teori-teori
sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja
sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
1.
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation)
: Kerjasama yang
sertamerta
2.
Kerjasama Langsung (Directed Cooperation)
: Kerjasama yang
merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.
Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation)
: Kerjasama atas dasar
tertentu
4.
Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai
bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama
:
1.
Kerukunan yang
mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2.
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.
Kooptasi
(cooptation), yakni suatu proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
1.
Koalisi (coalition),
yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama
adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
1.
Joint
venture, yaitu erjasama dalam
pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan
batubara, perfilman, perhotelan, dst.
1.
Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi
dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk
pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia
untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai
kestabilan.
Menurut Gillin dan
Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog
untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana
orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat
berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk mengurangi
pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2.
Mencegah meledaknya
suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
1.
Memungkinkan
terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat
faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
2.
mengusahakan peleburan
antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
1.
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan karena adanya paksaan
2.
Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.
3.
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
5.
Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan
yang formal bentuknya
.
6.
Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
7.
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di
pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan
proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi
timbul bila ada :
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan
dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri
Beberapa bentuk
interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang
asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial tersebut
bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga
berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau
pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara
pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak
yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan
tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya suatu asimilasi adalah :
Toleransi
kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya sikap tebuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan perkawinan
campuran (amaigamation) adanya musuh bersama dari luar
Faktor umum penghalangan
terjadinya asimilasi:
Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan
mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali
menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan
yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan
ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya
asimilasi In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang
berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya
suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Gangguan dari golongan
yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami
gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang
kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi menyebabkan
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta
interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi.
Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala
tidak terlalu penting dan menonjol.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional
proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada
setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem
sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang
melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup
(struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan,
oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Persaingan (Competition)
Persaingan atau
competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam
memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi
: Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan
monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi. timbul
karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan
: dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan
dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat
keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan
serta peranan terpandang.
Persaingan ras :
merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri
badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam
batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
Sebagai jalan dimana
keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat
perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
Sebagai alat untuk
mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk
mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
Sebagai alat menyaring
para warga golongan karya (�fungsional�)
2. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial
yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk
kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan
rencana, yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum,
memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban
pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas
desus yang mengecewakan pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang,
berkhianat. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak
lain.
Contoh lain adalah
memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi,
dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3
tipe umum kontravensi :
1. Kontraversi
generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami
perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks :
menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3. Kontraversi
Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas
dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga
legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
Kontravensi
antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
1. Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity
struggle)
2. Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat
setempat (intercommunity struggle)
3. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun
kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab
pertentangan adalah :
1. Perbedaan antara individu.
2. Perbedaan kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan.
perubahan sosial.
Pertentangan dapat
pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang
sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai
beberapa bentuk khusus:
1. Pertentangan
pribadi
2. Pertentangan Rasial
: dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka
yang menimbulkan pertentangan
3. Pertentangan antara
kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4. Pertentangan
politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat,
maupun antara negara-negara yang berdaulat
5. Pertentangan yang
bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang
kemudian merembes ke kedaulatan Negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
1. Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila pertentangan
antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
2. Perubahan
kepribadian para individu.
3. Hancurnya harta
benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Akomodasi,
dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan atau aksi berarti pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan.
Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan
secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai
makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi,
tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920) seorang ahli
sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau
perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil
tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap
tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna
tertentu.
Jadi tindakan sosial
pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan orang
lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki
keunikan atau ciri tersendiri.
Ciri-cici Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari
konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat
lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1.
Tindakan manusia yang
menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2.
Tindakan nyata yang
bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3.
Tindakan yang
berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4.
Tindakan itu diarahkan
pada seseorang atau pada individu.
Faktor Pendorong Melakukan Tindakan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa
manusia lain, sbab secara biologis manusia adalah makhluk yang palin lemah.
Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok,
yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan
alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua
hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak).
Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta menghadapi
tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau
perorangan, manusia menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia
lain yang kemudian disebut masyarakat.
Bentuk-bentuk Tindakan Sosial
Pada dasarnya tindakan
manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan
pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
1.
Tindakan lahiriah
adalah tata cara
bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara
berulang-ulang oleh banyak orang.
2.
Tindaka batiniah
adalah cara berfikir,
berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak,
dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan
masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri
dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
1.
prasangka (prejudice),
adalah anggapan atau
penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan.
2.
sikap sosial (social attitude),
adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan
bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
3.
pendapat umum (publik opinion),
adalah suatu komposisi
pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan atau
kelompok.propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara
mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu
Kesimpulan
Arti Interaksi Sosial
artinya melibatkan kedua belah pihak..
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
Faktor-faktor interaksi sosial antara lain
�.Imitasi : tindakan
sosial meniru sikap,tindakan,tingkah laku atau penampilan fisik seseorang
secara berlebihan.
bSugesti : pemberian
pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
cIdentifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi sosial antara lain
cIdentifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi sosial antara lain
kontak :kata kontak
berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya
menyentuh.jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Wujud kontak
sosial dibedakan menjadi tiga antara lain
� kontak antarindividu contoh kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
� kontak antarindividu contoh kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
b kontak antar
kelompok contoh kontak antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis.
cKontak antara
individu dan suatu kelompok contoh kontak antara seorang calon anggota dan para
anggota organisasiyang akan dimasukinya.
Kontak sosial langsung
dan tidak langsung anatar lain kontak primer yaitu hubungan timbal balik yang
terjadi secara langsung.
kontak sekunder yaitu
kontak sosial yang memerlukan pihak ketigasebagai media untuk melakukan
hubungan timbal balik.
B.Bentuk-bentuk
Interaksi sosial (association processes)
A.kerja sama :suatu
usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok uintuk mencapai tujuan
bersama.
Bentuk kerjasama
antara lain kerja sama spontan yaitu kerjasama yang terjadi secara serta-merta.
kerja sama langsung yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada
bawahan atau pengusaha teerhadap rakyatnya.
Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
B.Akomodasi
proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk akomodasi antara lain
koersi : suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
kompromi : suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk akomodasi antara lain
koersi : suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
kompromi : suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
C.Asimilasi
dasarnya merupakan
perubahan yang dilakukan secara sukarela,yang umum pada dimulai dari penggunaan
bahasa. Syarat asimilasi antara lain
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
Faktor pendorong
asimilasi antara lain
Toleransi di antara
sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
kesediaan menghormati
dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
Faktor penghalang
asimilasi antara lain kelompok yang terisolasi atau tersaing (biasanya kelompok
minoritas). kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
D.Akulturasi
proses penerimaan dan
pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu
kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asing.
2.Proses disosiatif
(opposition processes)
A. persaingan
(competition) : merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih
saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Fungsi persaingan
antara lain Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama
menuntut dipenuhi,padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
B. Kontarvensi
Bentuk kontravensi
menurut leopold vin wiese dan howard becker antara lain
kontravensi umum misalnya penolakan Kontarvensi sederhana.misalnya menyangkal pernyataan orang didepan umum.
kontravensi umum misalnya penolakan Kontarvensi sederhana.misalnya menyangkal pernyataan orang didepan umum.
C,pertikaian
perselisihan terbuka.
perselisihan terbuka.
D.Konflik
persilisihan sederhana. Faktor penyebab konflik antara lain
perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
perbedaan kepentingan anatara individu dan kelompok diantaranya menyangkut bidang ekonomi,politik,dan sosial.
persilisihan sederhana. Faktor penyebab konflik antara lain
perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
perbedaan kepentingan anatara individu dan kelompok diantaranya menyangkut bidang ekonomi,politik,dan sosial.
Macam konflik antara
lain Konflik antara atau dalam peranan sosial,misalnya antar peran dalam
keluarga dan profesi. Konflik antara kelompok-kelompok sosial Akibat konflik
antara lain Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
Akibat konflik antara
lain meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik
dengan kelompok lain. keretakan hubungan antara anggota kelompok,misalnya
akibat konflik antarsuku.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly
Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo
Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan
Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk.
(2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang
Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Google.co.id
0 Response to "Makalah Interaksi Sosial"
Post a Comment